Fitra – KKN Hari ke 12
Rabu, 13 Juli 2017
Selama menjadi guru, salah satu anak yang menonjol
adalah Fitra Maulana, murid kelas 1 SD yang lebih suka menyebut dirinya kelas
1A. Fitra cukup usil,
suka teriak-teriak dan gemar mengganggu teman. Tetapi sebenarnya dia adalah
anak yang ingin banyak tau, terutama hal-hal yang bisa membantunya bermain.
Dulu, pada saat rumah belajar pertama kali dibuka, Fitra
adalah yang paling antusias ketika diajari bermain catur. Dari mulai cara
menyusun sampai gerakan setiap bidak diperhatikannya benar. Sekarang, hampir setiap
pagi saat kami baru selesai memasak dan pintu posko baru dibuka, dia langsung
meminta catur dan bermain bersama teman sebayanya.
Malam
ini aku mengajarkan Fitra Pancasila (meskipun sebenarnya dia lebih kepingin
menggambar). Bersama Alfin dan
Fahri, dia coba mengikutiku menyebutkan lima sila dasar negara. Fitra belum bisa menyebutkan lebih dari
tiga suku kata, jadi dia agak kesulitan ketika diminta menyebutkan kata “kerakyatan” dan “permusyawaratan”. Beberapa kali
salah, tetapi akhirnya bisa menyebutkan Pancasila sebanyak tiga kali. “Sudah
ah, aku capek,” kata dia.
Anak seumurannya memang butuh waktu lebih banyak untuk
bermain. Jadi ketika dia bilang sudah capek, aku berikan jeda istirahat kepada
mereka bertiga dengan catatan nggak mengganggu teman-temannya yang sedang
belajar. Mereka berlari-lari mengelilingi teman-temannya yang lain, kadang dia
melompat dan mencari perhatian dengan duduk di pangkuan guru-guru yang lain. Selesai
istirahat, aku meminta mereka kembali duduk dengan iming-iming “ada
permainan baru”.
Fitra, Alfin dan Fahri sudah bisa menghitung dari satu
sampai 120. Jadi kubuatlah permainan mengurutkan angka. Tugasnya adalah menyebutkan
angka selanjutnya setelah teman di sampingnya. Dengan begitu, harapannya mereka
bisa konsentrasi saling memerhatikan temannya.
![]() |
Fitra berada di tengah, di kirinya bernama Alfin dan di kanannya bernama Fahri |
Satu hal yang aku suka dari Fitra selain penurut dan suka
bermain, dia juga anak yang kuat. Pernah suatu malam, dia datang ke posko
dengan goresan luka di sekitar hidung. Saat ditanya, dia bilang gara-gara tadi
sore dicakar kucing saat ingin mengganggu kucing yang sedang makan. Aku nggak
tega ngeliat luka yang masih basah, tetapi juga tersentuh ngeliat dia tetap
kuat dan seolah luka di wajahnya nggak ada. Tapi Fitra adalah anak yang kuat,
seperti cita-citanya yang mau menjadi tentara. “Sudah dikasih obat sama mama,”
kata Fitra saat ditanya tentang lukanya.
Komentar
Posting Komentar
Kalau sudah dibaca langsung kasih komentar ya. Biar blog ini keliatan banyak yang baca.