Menjadi Guru yang Kita Inginkan – KKN Hari ke 10
Senin, 10 Juli 2017
Ruang tamu cukup luas ini setiap malam selalu dipenuhi
anak-anak desa dari umur yang belum cukup masuk TK sampai kelas 1 SMA. Sebagian
dari mereka benar-benar ingin belajar, walaupun ada juga yang datang untuk
berbuat onar kepada anak yang sedang belajar. Kami, mahasiswa KKN mengemban
tanggung jawab sebagai guru dari anak-anak Desa Teluk Pandan.
Selain pemetaan sosial, program kerja lainnya adalah rumah
belajar. Di sini, kami (khususnya aku dan Wawal) bisa menjadi guru seperti yang kami inginkan saat sekolah
dulu. Pelajaran didesain dalam bentuk permainan supaya mereka rajin ke posko
setiap hari. Karena nggak semua anak-anak suka belajar, tetapi semua suka
bermain.
Di hari pertama, kami mengajarkan bermain catur. Sekumpulan
anak terutama laki-laki melingkari papan catur untuk belajar mengetahui gerak
setiap pion satu per satu. Beberapa dari mereka langsung paham, lalu
selanjutnya bermain dengan sendirinya sampai lupa pulang. Karena mereka sudah
mahir cara gerakannya dan masih belum perlu dibina menjadi grand master, permainan ini dihentikan di rumah belajar hari ke
dua. Kalau ingin bermain, tetap diperbolehkan dimainkan di pagi hari.
Sampai hari ke 10 rumah belajar dibuka, serangkaian inovasi
coba dihadirkan. Salah satunya adalah menumbuhkan semangat nasionalisme dan
rasa persatuan melalui lagu kebangsaan Indonesia. Sebelum mulai belajar,
setelah membaca doa, semua anak KKN dan murid-murid menyanyikan Indonesia Raya
dengan berdiri dalam posisi siap. Tetapi di hari berikutnya kami modifikasi
menjadi saling berpegangan tangan membentuk lingkaran karena kalau dalam posisi
siap mereka akan mendorong satu sama lain.
Setelah Indonesia Raya, satu orang murid akan memandu semua
orang di lingkaran untuk menyebutkan lima sila yang menjadi dasar negara. Pembacaan
Pancasila ini juga sudah termasuk dalam program kerja individu-ku sebagai
mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi. Sebab dengan membaca Pancasila, selain mereka
akan hafal dengan dasar negaranya sendiri, satu orang murid yang ditunjuk
menjadi pemimpin secara otomatis juga akan belajar public speaking, tanggung jawab dan keberanian dalam memimpin teman-temanya.
Tentu saja saat melakukan kesalahan mereka tidak dihukum,
tetapi kami anak KKN akan menuntun agar melakukan pekerjaan yang tepat. Begitu
juga ketika mereka berbuat benar akan mendapat hadiah berupa kompak. Dengan cara
seperti itu, kurasa proses belajar mereka akan lebih menyenangkan.
Setelah serangkaian pemanasan, kami mulai mengajari apapun
yang kami tahu sampai pukul sembilan malam. Sebagian besar suka menggambar,
mewarnai, menghitung lalu membaca. Tentu saja kegiatan itu nggak semudah kelihatannya.
Di hari-hari pertama rumah belajar dilaksanakan hampir semuanya datang dengan
tujuan menanduk temannya sampai nangis lalu saling menyalahkan. Tetapi setelah satu
minggu aku merasa mereka berhasil mengalami perkembangan dan benar-benar
bermain (sambil belajar). Jumlah anak yang pulang karena menangis juga
berkurang dan sering kali nggak ada.
Malam hari ini seperti biasa kami melakukan rapat evaluasi
harian, salah satunya evaluasi dan merancang kurikulum rumah belajar. Nanti akan
aku kabari lagi bagaimana kelanjutannya, tetapi doakan saja mudah-mudahan bisa
memberikan manfaat bagi anak-anak di Desa Teluk Pandan.
Komentar
Posting Komentar
Kalau sudah dibaca langsung kasih komentar ya. Biar blog ini keliatan banyak yang baca.