Kita Tetap Indonesia – KKN Hari ke 48
Kamis, 17 Agustus
2017
Aku selesai meneguk Milo terakhirku pagi ini dan langsung
berangkat ke kantor Kecamatan Teluk Pandan walaupun hujan belum selesai.
Untungnya jaringan internet sedang bagus-bagusnya. Sebelumnya aku secara
sengaja mengunduh lagu Hari Merdeka oleh Cokelat dan Indonesia Pusaka oleh
Victorian Philharmonic Orcestra untuk kudengarkan di hari kemerdekaan.
Sepanjang perjalanan, kami anak-anak KKN menembus hujan demi
upacara kemerdekaan. Hari ini kami tanpa kompromi terhadap hujan, almamater
kami biarkan basah supaya tepat waktu. Aku dan Wawal sibuk dengan teriak-teriak
bernyanyi.
“Tujuh belas Agustus tahun empat lima, itulah hari kemerdekaan
kita.
Hari merdeka, nusa dan bangsa, hari lahirnya bangsa Indonesia.
Mer-de-ka!
Sekali merdeka, tetap merdeka! Selama hayat masih di kandung
badan.
Kita tetap setia, tetap sedia, mempertahankan Indonesia.
Kita tetap setia,
tetap sedia, membela negara kita!”
Waktu sudah pukul tujuh lewat sedikit, beberapa mobil
mendahului kami seperti ingin cepat-cepat sampai, ada juga bapak mengantar
anaknya yang berseragam SMP dengan jas hujan untuk melindungi dari kebasahan. Mungkin
keduanya tak ingin terlambat upacara.
Ketika kami sampai upacara belum dimulai walaupun sebenarnya
sudah ramai. Hujan masih cukup kuat untuk membuat peserta upacara menjadi basah,
meskipun sebenarnya bisa saja dikalahkan oleh semangat kami.
Sementara aku memperhatikan orang-orang melintasi lapangan
upacara sambil menutupi kepalanya pakai tangan, Dery dan Wawal di sampingku
sedang menceritakan suasana di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta, 72
tahun lalu. Mereka membayangkan hari itu yang sedang dalam suasana Ramadan,
tentang pengasingan Soekarno jelang hari kemerdekaan, tidak setujunya Belanda
kalau Indonesia akan merdeka, sulitnya menyebarkan berita kemerdekaan ke
pelosok negeri sampai kekaguman kami kepada pembuat desain lambang Pancasila
yang sangat keren meskipun saat itu belum ada aplikasi Corel Draw.
Sementara mereka mengobrol, aku menjepret beberapa foto yang
jarang di kotaku sendiri. Di
Kecamatan Teluk Pandan yang terdiri dari Desa Teluk Pandan, Desa Kandolo, Desa
Martadinata, Desa Suka Rahmat dan Desa Suka Damai, semua orang dari bermacam-macam profesi yang di hari biasa sibuk
dengan urusannya masing-masing sekarang menyempatkan hadir dalam upacara
kemerdekaan. Jadi pagi ini, aku bisa melihat seragam hansip, polri, TNI, staf
desa, ASN, guru, SD, SMP, SMA dan almamater mahasiswa bisa ditemukan di satu
tempat.
Pagi ini, semua bahagia. Semua bahagia untuk ulang tahun Republik Indonesia. Bahwa walaupun kita berbeda tugas dan kewajiban, kita tetap Indonesia.
Upacara dimulai pukul sembilan lewat setelah hujan tersisa
rintik-rintik. Semua berdiri di barisan sesuai profesinya. Aku dan teman-teman
satu posko berada tepat di depan papan bertuliskan “KKN Unmul”.
Bagiku, ini adalah upacara 17an pertama selama menjadi mahasiswa.
“Siaaap, gerak!” teriak Pak Polisi yang menjadi pimpinan
barisan kami.
Selanjutnya upacara diarahkan sesuai protokoler. Dari mulai
laporan pemimpin upacara kepada pembina upacara bahwa upacara siap dimulai,
hormat kepada pemimpin upacara, mengheningkan cipta, doa dan penaikan bendera
merah putih. Pemimpin upacara hari ini adalah seorang tentara dan pasukan paskibra yang berasal dari gabungan putra-putri
terbaik dari SMA Negeri 1 Teluk Pandan dan SMK Kutim Cemerlang. Semuanya terasa
serius untuk upacara ini. Aku menikmati.
Semuanya berdiri hormat ketika bendera Indonesia ditarik ke
atas, paduan suara mengiringinya dengan lagu Indonesia Raya. Selama lagu
dinyanyikan aku terbayang bagaimana ramahnya warga desa ini, bagaimana kami
diajak karaoke dan nggak dianggap sebagai orang asing, justru kami diterima
dengan sangat baik tanpa memandang dari mana asal dan suku.
Sampai upacara selesai, semuanya terlihat lega dan bahagia.
Wawal bahkan selebrasi seolah-olah dia berperan penting dalam acara ini. Aku
melakukan kompak kepada semuanya dan teriak-teriak kalau kita merdeka. Mungkin
terkesan berlebihan, tapi itulah yang terjadi karena aku begitu senang bisa
ikut upacara 17 Agustus lagi.
“Aku nangis terharu waktu pembina upacara ngasih bendera ke
pembawa baki, kayak hati-hati betul saking sakralnya,” kata Wawal
serius.
Selesai upacara seorang Bapak TNI datang ke barisan kami dan
membagi-bagikan puluhan helai pita merah putih. Kami rebutan supaya kebagian, lalu
pita itu langsung kami ikatkan di kepala dengan penuh rasa bangga. Pagi ini,
entah berapa foto yang tercetak.
![]() |
Bersama dengan Pak Kades dan sfatnya. |
![]() |
Anak SD yang kugotong ini bernama Faisal. |
Setelahnya, seseorang dengan microphone-nya memberi
informasi bahwa siapapun yang mendapatkan ikat kepala diminta ke masjid buat
berdoa bersama untuk Indonesia dan pahlawan-pahlawan terdahulu. Kami kegirangan
mengetahui fakta kalau kami adalah orang-orang terpilih, walaupun tetap saja di
lapangan karena belum puas berfoto.
Masjidnya terletak ratusan meter dari lapangan upacara. Kalau
naik motor memang bisa cepat, tetapi karena masih semangat, kami anak
laki-lakinya memilih buat jalan kaki saja. Kami mengikuti acara sampai selesai
walaupun aku agak ngantuk karena kena kipas angin.
![]() |
Apapun profesinya, semua tetap mendoakan pahlawan. |
![]() |
Nasi kotak super premium dengan daging asap dan ayam padang. Inilah yang membuat kami suka kalau Kecamatan bikin acara. |
Thank you for your information, please visit:
BalasHapushttp://www.caradaftaridnpoker.com/
https://www.idnplay.vip/
http://www.idnplay.mobi/
http://129.121.14.47/
https://www.livechatidnpoker.com/
http://www.idnpokerplace88.net/
http://www.judislotjackpot.com/
http://www.agenosg777.org/
http://www.daftarosg777.com/
http://www.slot1628.com/
http://www.play1628.co/
BalasHapushttp://www.livechatosg777.com/
http://www.download-osg777.com/
http://www.loginosg777.com/
https://www.livechatsbobet.co/