Sebuah Pengumuman
Sabtu, 17 Maret 2018 – Memulai Riset
Sesuai rencana sepekan terakhir,
Aku dan Adeya mulai riset buat project terbaru kami. Agendanya, siang itu yang
dimulai pukul 1 adalah ke barbershop, makan, ke pasar pagi, ke toko plastik, ke
percetakan, dan ke toko snack.
Sambil jalan, kami sekalian mencari produk
unggulan dan calon supplier yang nantinya akan kami ajak kerja sama. Tetapi
hari ini kami belum menemukannya, tetapi setidaknya sudah tahu kondisi pasar
saat ini.
Sebenarnya aku mau cerita banyak
soal project terbaru ini, tapi mungkin belum saatnya. Mari ditunggu saja.
Minggu, 18 Maret 2018 – Sebuah Pengumuman
Sabtu kemarin aku sudah mencetak
spanduk untuk mengumumkan warung Soto ini akan memiliki cabang. Supaya lebih
hemat, dua hari yang lalu aku sudah mendesain spanduknya. Nggak begitu impresif,
tapi kurasa pesannya cukup jelas dan nggak membuat mata pedih melihatnya.
Spanduknya terbagi menjadi dua
bagian, atas dan bawah. Bagian atas diisi pengumuman akan, dan bagian bawahnya
tertulis menu-menu yang bakal dijual pagi ini.
Nama brand-nya adalah “Soto Banjar Keluarga” menggantikan nama “Kedai
Soto Banjar Ayam Kampung Islamic Center Samarinda.” Aku memilih nama Soto
Banjar Keluarga berkat saran dari Dino beberapa minggu lalu. Kata keluarga mencerminkan
bahwa usaha ini yang memang usaha keluarga, dibangun dari hasil keringat Papa,
Mama, Uti dan aku. Setiap minggu pagi saling bekerja sama. Suatu saat nanti
ketika merek ini dikenal, akar dari semuanya bermuara ke perjuangan setiap
minggu pagi.
Senin, 19 Maret 2018 – Memaksa Ceritaan
Pagi ini aku pergi ke SMA Negeri
4 Samarinda, sekolah yang tahun lalu tim futsalnya juara nasional di ajang
Pocari Sweat. Dari beberapa minggu yang lalu aku sudah membuka obrolan dengan
pelatihnya, siapa tahu ada peluang Peptalk Jersey jadi partner tim sekolah ini.
Setelah ngobrol sebentar, aku pamitan dari lingkungan Smapa, kebetulan hari ini
ada ujian.
Tujuan berikutnya adalah rumah
Wawal. Sebenarnya dia bilang nggak bisa ceritaan pagi ini, katanya siang ini
ada bimbingan skripsi sementara revisinya belum rampung. Tapi karena ke arah
pulang pasti melewati gang tempat tinggal Wawal, aku langsung datang aja ke
rumahnya.
Rumah Wawal sudah lama memiliki
fitur facial recognition ala iPhone
X. Cukup melihatkan wajan, lalu boleh masuk ke dalam. Aku menemukannya di dapur
sedang memasak telur. Kaget dia, diiringi penolakan dengan alasan sedang sibuk.
“Ayo sudah Wal ceritaan dulu,
masih sempat ini. Satu jam lah, nanti balik lagi jam 11,” kataku dengan
menambah teaser cerita seru untuk menunda skripsi.
15 menit kemudian, aku dan Wawal
sudah berada di Ayam Gepuk Babang cabang Bung Tomo. Memesan sekaleng Sprite dan
Fanta, lalu saling update cerita. Sesuatu yang sudah dilakukan rutin sejak kami
duduk di bangku SMP.
Selasa, 20 Maret 2018 – Bimbingan kedua
Setelah minggu kemarin sibuk revisi
skripsi, hari ini aku kembali bimbingan. Aku datang ke ruang program studi
(prodi) tepat waktu sesuai janji. Setelah kutanya di Line, ternyata Pak Jo,
dosen pembimbingku, masih mengajar di Laboratorium TV. Sejujurnya aku agak
kaget kalau ternyata sekarang sudah ada Lab. TV, mungkin akibat ke kampus cuman
satu semester sekali buat mengumpul kartu rencana studi dengan mata kuliah
“Penulisan Skripsi”. Kampus ini banyak berbenah.
Setengah aku menunggu sebelum
Disa menelepon buat mengajak makan Mie Ayam Perjuangan. Di dalam teleponnya, dia juga menjelaskan kalau ada cerita
lucu yang baru kejadian 5 menit lalu. Hari ini memang di kampus untuk mengulang salah satu mata kuliah.
Aku dan Disa berkeliling mencari
ruangannya selama kurang lebih satu jam. Padahal katanya dia sudah kelaparan.
Kutanya salah satu satpam yang bertugas, dia juga nggak tahu. Lha, masa Lab. TV
cuma khayalan? Karena Disa nggak sabar, akhirnya kami makan.
Sekembalinya, kutanya lagi Pak Jo
di mana, ternyata masih di laboratorium TV. Aku semakin penasaran, aku bertanya
ke mahasiswa random (sepertinya adik tingkat), akhirnya ketemu. Lokasinya di
tengah gedung Fisip, lantai 2. Sebuah tempat yang sejak awal masuk kuliah nggak
pernah kulewati.
Aku mulai bimbingan, dan tentu
saja masih banyak kesalahan yang perlu direvisi. Kali ini kesalahan terletak di
teori dan konsep. Aku diminta membaca skripsi milik kakak tingkat tentang teori
yang sering digunakan dalam budaya organisasi. Selanjutnya, aku diminta bimbingan
lagi secepatnya agar cepat rampung. Dosen pembimbing yang menyenangkan, aku
jadi terpacu untuk mengerjakannya kembali.
Rabu, 21 Maret
2018 – Produktif yang santai
Ternyata bisnis nggak semudah teorinya. Berbagai
macam strategi dan contoh kasus memang sudah kupelajari dari kurang lebih satu
tahun lalu. Namun dalam praktiknya ternyata memiliki segudang tantangan yang baru
bisa dirasakan setelah mencobanya. Marketing campaign Tokopedia awal tahun ini
memang benar, “Mulai aja Dulu”. itulah yang kurasakan sekarang. Cerita soal memulai
mungkin akan diceritakan nanti.
Karena jenuh dengan bisnis, aku
dan Adeya sepakat untuk nonton film bareng. Kalau nggak begini kami berdua bisa
gila. Makan mie ayam sebelum ke bioskop dan nasi goreng di malam hari cukup
melepaskan rasa penat. Agar mengingat kembali kalau hidup memang nggak perlu
selalu serius.
Tapi tentu saja satu hari terlalu
sayang untuk dilewatkan hanya bersenang-senang. Sebelumnya, setelah izin ke Mba
Vero, siaran pagi aku tutup di pukul 10 yang seharusnya pukul 12 (karena
perpustakaan sudah tutup jam 12). Aku menuju perpustakaan untuk skripsian,
mencari referensi skripsi tentang budaya komunikasi organisasi dan beberapa
buku teori yang dibutuhkan. Selanjutnya, aku membeli Nayabowls dan ke sebuah
konveksi untuk berkenalan dan coba mengajak kerja sama.
Kamis, 22 Maret 2018 –
Optimis
Mungkin karena lagi berjuang
juga, aku lagi senang-senangnya dengerin musik dan menonton video bertema
optimisme. Berikut rekomendasinya:
Musik: Noah – Jalani Mimpi,
Bondan & Fade2black – Sang Juara.
Video: Channel YouTube Presiden
Joko Widodo yang berhubungan dengan keberhasilan pembangunan, channel YouTube
Yassa Singgih, channel YouTube Rico Huang dan teman-temannya.
Relate rasanya begitu dengar lagu
Noah berjudul Jalani Mimpi. Lirik “Teruslah kau mencari, waktu akan selalu
mengobati. Temukan semua yang terhenti dalam hidupmu. Tak perlu kau sesali,
hidupkan membuatmu memahami. Coba untuk tetap berdiri, jalani mimpi.”
Yaa, sekarang aku sedang
berproses. Berjalan di atas mimpi-mimpi yang sedang kubangun.
Soal channel YouTube Presiden Joko
Widodo, walaupun aku berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, aku
bukanlah orang yang terlalu mengikuti dunia politik. Tapi aku suka video yang
berisi laporan pembangunan di wilayah-wilayah terpencil di Indonesia, senang
rasanya melihat Indonesia berkembang.
Setiap melihat video itu, hati
rasanya tergerak. Apa kontribusiku untuk membangun Indonesia?
Jumat, 23 Maret 2018 – Bermain
Semakin bertambah usia, semakin
berkurang intensitas bermain.
Sore tadi hujan lebat di sekitar
rumah. Karena hujan terlalu deras, selokan sampai tak mampu lagi membendung air
yang terlalu banyak. Banjir, pengendara motor mengangkat kakinya agar tak
kebasahan, sementara mobil berjalan pelan agar tak terbentur lubang. Warga
internet menyalahkan pemimpin kota yang belum bisa menuntaskan masalah ini.
Sementara anak-anak menjadikan momen ini sebagai sarana rekreasi.
Bagi orang dewasa yang memiliki
akal sehat, mereka tahu kalau itu adalah air jorok banyak kuman. Tapi anak-anak
selow saja, bahkan ada yang berkumur-kumur dengan air berwarna kecoklatan. Yang
penting senang, kalau besok sakit ya urusan nanti.
Komentar
Posting Komentar
Kalau sudah dibaca langsung kasih komentar ya. Biar blog ini keliatan banyak yang baca.